Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Selasa, 07 Januari 2014

Tradisi Baratan



Jepara- Tradisi Baratan, adalah sebuah tradisi arak-arakan yang dilaksanakan pada bulan Nisyfu Sya’ban. Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 15 Nisyfu Sya’ban. Baratan diadakan sebagai bentuk rasa syukur menyambut bulan Nisyfu Sya’ban. Dalam Islam,  bulan tersebut sebagai bulan pergantian buku catatan amalan manusia. Menyambutnya dengan pembacaan al-qur’an (Surah Yasin) dan dipanjatkan dengan do’a dan sholawat. “ Kalau warga desa Welahan, menyambutnya dengan membaca surah yasin sebanyak tiga kali, dan selanjutnya memanjatkan doa dan sholawat.”, ungkap Muchib, imam Mushola Raudnhotul Jannah.
          Beda halnya dengan warga Kecamatan Kalinyamat. Khususnya, di desa Kriyan, Sendang, Margoyoso, dan Purwogondo. Tradisi baratan juga dimeriahkan dengan arak-arakan. Arak-arakan tersebut mendapat antusias masyarakat. Selain itu, arak-arakan juga diikuti oleh seorang yang berperan menjadi Ratu Kalinyamat, menjadi dayang dan prajurit. Ratu Kalinyamat diarak dengan menaiki kuda. Kemudian, diikuti oleh anak-anak yang membawa lampion, obor, seraya mengumandangkan sholawat.
Sejarah
          Adhim, seorang pemuka agama mengatakan bahwa tradisi baratan merujuk pada sebuah sejarah. Yaitu, pembunuhan Sultan Hadirin (suami Ratu Kalinyamat) oleh Arya Penangsang. Jenazahnya diboyong pada malam hari, dan tentunya membutuhkan penerangan. Maka simbolisasi, untuk memperingatinya menggunakan obor atau lampion.
          Selain obor atau lampion, ada sebuah makanan yang menjadi simbolisasi. Namanya adalah Puli. Puli terbuat dari beras dan dicampur dengan bleng (obat pengenyal), agar rasanya kenyal. Kemudian dihidangkan dengan parutan kelapa muda. Konon kata puli berasal dari bahasa Arab. Yaitu Afwun li , yang artinya ampuni diriku.
Sumber Pendapatan
          Tradisi baratan, juga menjadi berkah bagi pedagang lampion. Bagaimana tidak? Sebelum hari pelaksanaan, di sepanjang jalan banyak ditemui pedagang yang memamerkan dagangan lampion. Uniknya, lampion yang dijual tidak terbatas oleh kreatifitas. Aneka bentuk lampion seperti bentuk bus,  burung, dan bentuk yang sederhana, terpampang di tepi jalan. Tentunya menjadi daya tarik bagi pembeli. Apalagi anak-anak. Bentuk yang bemacam-macam, dengan warna-warna yang ramai, membuat anak-anak ingin memilikinya. Pedagang musiman, mengakui apabila ada event Baratan, pendapatan bertambah. (Nila)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar