Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Selasa, 30 Agustus 2016

[MISI BERHASIL]
Aku tak akan lupa.
Iya. Kamu akan tetap selalu dihati. Hohoho.
Jarak boleh jauh, insyaAllah hati ini selalu dekat.
Sepertinya, tak bisa semesra dahulu kala.
Entah kenapa.
Aku harap sih kamu sudah tahu alasannya (Memangnya dukun? Bisa tahu perasaan seseorang) Hahaha.
Semoga kelak kita bertemu di surgaNya. Amin.

Apaan sih? Hahaha. Alay, tak jelas. Biarin.

Kamis, 23 Juni 2016

BAKAL KANGEN

Tak ada niatan untuk kembali lagi ke kampung halaman. Selama enam tahun di Semarang, rasanya hati ini sudah melekat di kota perantauan ini. Terhitung belum ada dua tahun sih, berada di tempat kos yang baru. Akan tetapi rasa kenyamanan, kekeluargaan terasa kental saya rasakan.
Apalagi ada si kecil dan si item Rizky. Hahaha. Peace. Beberapa bulan terakhir, kita tak pernah bertatap muka maupun bercengkrama bersama. Entahlah, saya tak tahu sebabnya. HEHEHE. Namun, yang pasti ada beberapa pihak yang mungkin tidak terlalu nyaman jika saya terlalu rekat dengan si kecil ini. Sungguh saya merindukan kebersamaan bersamanya. Pikir saya bulan depan masih bisa bercengkrama dengannya. Realitanya tidak. Bakal kangen ini anak yang selalu menuntun saya menuju JannahNya.

Selasa, 17 Mei 2016

Selalu libatkan Tuhan

Tidak semua, apa yang kita inginkan bisa terwujud dengan mulus. Terkadang, Tuhan memang memberikan kemudahan seseorang dalam memperoleh apa yang diinginkannya. Terkadang pula, Tuhan menunda keberhasilan terlebih dahulu apa yang diinginkan hambaNya. Dari penundaan tersebut, Tuhan ingin mengetahui sudah sampai mana ikhtiar dan doa yang dilakukan hambaNya dalam mencapai impiannya. Apakah dengan penundaan tersebut, seseorang akan menyerah dan tidak mau berusaha lagi, atau malah sebaliknya tetap berusaha dan berusaha dalam mencapai impiannya. Apakah dengan penundaan tersebut, seseorang tak lagi berdoa dan mendekat kepada Tuhannya.
Hidup ini, tidak luput dari campur tangan Tuhan.
Manusia berusaha dan berdoa.
Tuhan yang menentukan.
Tuhan mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.
Keep Positif to Allah SWT.
Tetap Semangat.

Selasa, 27 Oktober 2015

Tuhan Tempatku Mengadu


Assalamualaikum Wr. Wb.
Hello, My Blog's. Ketemu lagi nih.Sudah lama tak menulis coretan di dindingmu. Hahaha.
This day, I will story with you.
Setiap manusia, mempunyai masalah. Hidup terasa tak menantang atau nggak greget jika tak ada masalah. Manusia diciptakan berbeda-beda oleh TuhanNya, begitu halnya dalam menghadapi masalahnya masing-masing. Ada yang menghadapi masalahnya dengan tenang, gugup, panik, bahkan adapula yang masa bodoh. Aku termasuk dalam golongan manusia yang panik, bahkan kepikiran terus menerus jika tertimpa masalah. Hehehe.
Pertama kali yang saya lakukan jika tertimpa masalah adalah menangis. Dengan keluarnya air mata sedikit membuat hati saya jadi ploooong. Air mata itu, menetes kala aku sedang bercerita kepada Tuhanku. Tuhanku, Allah Swt yang selalu menemaniku. Tuhanku tak berwujud, tak berkuping, tetapi saya percaya Dia akan selalu mendengar ceritaku.Tuhanku, tempatku mengadu dari segala kenikmatan, keluh kesah yang aku rasakan.Terkadang terbenak dalam fikiranku, Aku ini masih belum bisa menjadi manusia yang taat dan taqwa kepada Tuhanku. Akan tetapi, aku selalu meminta, mengeluh kepada Tuhanku. Secara tidak langsung, Aku selalu memberikan beban kepada Tuhanku.
Astaghfirullahhaladhim, ampuni hambamu ini ya Allah. Semoga Allah Swt, mengampuni segala dosaku baik yang aku sengaja maupun tidak. Bismillahirrahmaanirrahiim, hamba ingin menjadi manusia yang tetap iman, Islam, dan ikhsan. Semoga untuk kedepannya, hamba bisa menjadi manusia yang baik, baik, dan lebih baik lagi. Tuntun hamba selalu, ya Allah, agar selalu mengingatmu. Amiin.

Selasa, 18 Februari 2014

Menguras Hati

Kejadian ini, terjadi tepatnya pada hari Senin (17/2). Kronologinya seperti ini. Hari sebelumnya, saya mendapat tugas, bahwa hari Senin, saya harus mengikuti seseorang, agar tahu bagaimana kinerja di lapangan. Malam harinya, saya sudah konfirmasi dengan orangnya. Saya disuruh menemui orang tersebut di DPRD Kota pukul 10.00 WIB. Maklum, karena tidak pernah MBOLANG.
1. Saya salah gedung. Saya bertanya kepada tukang parkir dan satpam di gedung sebelah PARAGON MALL. Namun, apa yang saya dapat. Respon yang tidak ramah dan menyebalkan. Padahal, katanya warga Indonesia ramah-ramah. Tetapi itu hanya LABEL. Kenyataannya, tidak.
2. Saya melanjutkan perjalanan, menyisiri gedung. Di depan Walikota, mata saya tertuju pada gedung yang bertuliskan DPRD. Saya memastikan diri bahwa saya tidak salah lagi masuk gedung. Sebelum menuju parkiran motor, saya bertanya pada seorang laki-laki. Pak, tempat parkir motor di mana ya? Tapi, apa responnya. Saya malah disuruh minggir. 
3. Usai memarkirkan motor. Saya duduk sebentar. Kemudian, saya tanya sam seorang perempuan. Mbak, ruang rapat paripurna di mana ya? lagi-lagi responnya tidak mengenakkan. Malahan saya ditagih undangan. 
4. Saya mutar-mutar mencari ruangan tersebut. Namun, belum menemukan tempatnya. Kemudian, saya memutuskan untuk keluar. dan duduk di depan gerbang. Tiba-tiba saya dapat sms, di suruh nunggu, di Gedung Juang lt 6 Veteran 2. Saya tanya sama security. dan diarahkan untuk belok ke kanan. Saya masih bingung, kemudian tanya lagi, sama orang. Dijawabnya, mungkin gedung tengah itu mbak. Soalnya, berlantai 8. Untuk menuju, ke lantai 6 disediakan Lift. Berhubung tidak terbiasa, saya dengan terpaksa naik Lift untuk menuju ke lantai tersebut. Di dalam Lift, saya meminta tolong kepada seorang Laki-laki. Mas, ke lantai 6. Tapi, malah dijawab tinggal pencet saja. lagi-lagi saya menemui orang yang tak ramah. Menguji kesabaranku. 
Di lantai 6, tak ada papan bertuliskan Veteran 2. Saya bertanya lagi kepada orang yang berpapasan dengan saya. dan ternyata dia PNS di Walikota. Namun, lagi-lagi responnya tak mengenakkan. Malahan beliau tidak mengetahui, Gedung Juang. Akhirnya, saya keluar gedung. kemudian, bertanya kepada Cleaning Service. Kali ini orangnya baik. Dia menunjukkan di mana itu Gedung Juang. Apa yang terjadi? Dari tadi saya bertanya, di mana itu Gedung Juang. Namun, ternyata letaknya di seberang jalan. 
5. Beberapa menit kemudian, saya bertemu orang yang sudah janjian tadi. Diajak ngobrol juga, dan saya juga diajak masuk ke dalam ruang rapat paripurna. Berhubung masih pembacaan pasal, saya diajak menunggu di luar. Di luar ruangan, saya diajak ngobrol lagi dan malah di suruh untuk meliput berita. (Dia merekomendasikan untuk masuk ke gang-gang rumah orang. Katanya, biasanya ada yang membuat Hand Made). Kemudian, saya pamitan.
6. Motor tak bisa keluar, karena sempit dan beberapa motor tak parkir sesuai aturan. Ya Allah, kala itu memang menguras hati. Di hari itu juga saya tak hentinya meneteskan air mata. 
KESIMPULAN
- Tidak seperti teman-temanku yang lain. Mereka dengan nyaman, bisa berboncengan dengan orang yang ditugaskan. Jadi, tidak perlu mencari-cari tempat.
- Kemungkinan orang yang saya buntuti, enggan untuk dibuntuti.
- Seharian, saya bertemu dengan orang yang tak ramah sama sekali.
Ingin kala itu, Aku lari dari dunia ini. Ingin rasannya, MENGHILANG.

Selasa, 07 Januari 2014

Tradisi Baratan



Jepara- Tradisi Baratan, adalah sebuah tradisi arak-arakan yang dilaksanakan pada bulan Nisyfu Sya’ban. Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 15 Nisyfu Sya’ban. Baratan diadakan sebagai bentuk rasa syukur menyambut bulan Nisyfu Sya’ban. Dalam Islam,  bulan tersebut sebagai bulan pergantian buku catatan amalan manusia. Menyambutnya dengan pembacaan al-qur’an (Surah Yasin) dan dipanjatkan dengan do’a dan sholawat. “ Kalau warga desa Welahan, menyambutnya dengan membaca surah yasin sebanyak tiga kali, dan selanjutnya memanjatkan doa dan sholawat.”, ungkap Muchib, imam Mushola Raudnhotul Jannah.
          Beda halnya dengan warga Kecamatan Kalinyamat. Khususnya, di desa Kriyan, Sendang, Margoyoso, dan Purwogondo. Tradisi baratan juga dimeriahkan dengan arak-arakan. Arak-arakan tersebut mendapat antusias masyarakat. Selain itu, arak-arakan juga diikuti oleh seorang yang berperan menjadi Ratu Kalinyamat, menjadi dayang dan prajurit. Ratu Kalinyamat diarak dengan menaiki kuda. Kemudian, diikuti oleh anak-anak yang membawa lampion, obor, seraya mengumandangkan sholawat.
Sejarah
          Adhim, seorang pemuka agama mengatakan bahwa tradisi baratan merujuk pada sebuah sejarah. Yaitu, pembunuhan Sultan Hadirin (suami Ratu Kalinyamat) oleh Arya Penangsang. Jenazahnya diboyong pada malam hari, dan tentunya membutuhkan penerangan. Maka simbolisasi, untuk memperingatinya menggunakan obor atau lampion.
          Selain obor atau lampion, ada sebuah makanan yang menjadi simbolisasi. Namanya adalah Puli. Puli terbuat dari beras dan dicampur dengan bleng (obat pengenyal), agar rasanya kenyal. Kemudian dihidangkan dengan parutan kelapa muda. Konon kata puli berasal dari bahasa Arab. Yaitu Afwun li , yang artinya ampuni diriku.
Sumber Pendapatan
          Tradisi baratan, juga menjadi berkah bagi pedagang lampion. Bagaimana tidak? Sebelum hari pelaksanaan, di sepanjang jalan banyak ditemui pedagang yang memamerkan dagangan lampion. Uniknya, lampion yang dijual tidak terbatas oleh kreatifitas. Aneka bentuk lampion seperti bentuk bus,  burung, dan bentuk yang sederhana, terpampang di tepi jalan. Tentunya menjadi daya tarik bagi pembeli. Apalagi anak-anak. Bentuk yang bemacam-macam, dengan warna-warna yang ramai, membuat anak-anak ingin memilikinya. Pedagang musiman, mengakui apabila ada event Baratan, pendapatan bertambah. (Nila)

Berburu Kuliner di Pasar Jrakah




Semarang- Para penjual aneka jajan pasar, di Pasar Jrakah diserbu pembeli.



Hari Minggu (7/12) suasana pagi di Pasar Jrakah terlihat ramai. Penjual dan pembeli sedang sibuk berinteraksi. Meskipun, berjejal-jejalan tidak mereka hiraukan. Yang terpenting adalah mendapatkan atau bisa membeli apa yang mereka inginkan.
Lapak jajanan pasar, banyak yang diserbu pembeli. Bagaimana tidak? Aneka macam jajan pasar tersedia di sana. Seperti, bubur sumsum, klepon, kue lapis, dadar gulung, ketan hitam, gethuk, aneka gorengan dan lain-lainnya.
Tidak hanya karena jajannya yang enak dan lezat. Namun, harganya juga bersahabat. Dengan uang seribu rupiahpun kita sudah bisa menikmatinya. “ Harganya murah, dan jajannyapun enak-enak.”, kata Sri (Pembeli).
Para penjual jajan mengakui bahwa, memang kalau di hari Minggu, banyak yang berburu jajan. Kebanyakan pembeli membeli dalam jumlah yang banyak. “ Memang, kalau hari Minggu lumayan ramai. Karena pada libur kerja, dan ingin mencari camilan untuk di makan di rumah.”, ungkap Sumini, salah satu penjual jajan.
          Bubur sum-sum adalah salah satu makanan, yang paling diminati pembeli. Bukan bubur dengan sum-sum tulang sapi. Namun, bubur putih yang terbuat dari tepung beras dan santan. Yang kemudian diberi toping gula merah cair. Teksturnya lembut dan rasanya gurih serta manis, membuat pembeli selalu ingin menikmati. “ Yang banyak diminati adalah bubur sum-sum. Santan kelapa yang membuat rasa bubur sum-sum ini gurih. Sehingga dari anak-anak sampai manula menyukainya.”, tambah Sumini. (Nila)