Jepara-
Tradisi Baratan, adalah sebuah tradisi arak-arakan yang dilaksanakan pada bulan
Nisyfu Sya’ban. Setiap tahun, tepatnya
pada tanggal 15 Nisyfu Sya’ban.
Baratan diadakan sebagai bentuk rasa syukur menyambut bulan Nisyfu Sya’ban. Dalam Islam, bulan tersebut sebagai bulan pergantian buku
catatan amalan manusia. Menyambutnya dengan pembacaan al-qur’an (Surah Yasin)
dan dipanjatkan dengan do’a dan sholawat. “ Kalau warga desa Welahan,
menyambutnya dengan membaca surah yasin sebanyak tiga kali, dan selanjutnya
memanjatkan doa dan sholawat.”, ungkap Muchib, imam Mushola Raudnhotul Jannah.
Beda halnya dengan warga Kecamatan
Kalinyamat. Khususnya, di desa Kriyan, Sendang, Margoyoso, dan Purwogondo.
Tradisi baratan juga dimeriahkan dengan arak-arakan. Arak-arakan tersebut
mendapat antusias masyarakat. Selain itu, arak-arakan juga diikuti oleh seorang
yang berperan menjadi Ratu Kalinyamat, menjadi dayang dan prajurit. Ratu
Kalinyamat diarak dengan menaiki kuda. Kemudian, diikuti oleh anak-anak yang
membawa lampion, obor, seraya mengumandangkan sholawat.
Sejarah
Adhim, seorang pemuka agama mengatakan
bahwa tradisi baratan merujuk pada sebuah sejarah. Yaitu, pembunuhan Sultan
Hadirin (suami Ratu Kalinyamat) oleh Arya Penangsang. Jenazahnya diboyong pada
malam hari, dan tentunya membutuhkan penerangan. Maka simbolisasi, untuk
memperingatinya menggunakan obor atau lampion.
Selain obor atau lampion, ada sebuah
makanan yang menjadi simbolisasi. Namanya adalah Puli. Puli terbuat dari
beras dan dicampur dengan bleng (obat pengenyal), agar rasanya kenyal. Kemudian
dihidangkan dengan parutan kelapa muda. Konon kata puli berasal dari bahasa Arab. Yaitu Afwun li , yang artinya ampuni diriku.
Sumber Pendapatan
Tradisi baratan, juga menjadi berkah
bagi pedagang lampion. Bagaimana tidak? Sebelum hari pelaksanaan, di sepanjang
jalan banyak ditemui pedagang yang memamerkan dagangan lampion. Uniknya,
lampion yang dijual tidak terbatas oleh kreatifitas. Aneka bentuk lampion
seperti bentuk bus, burung, dan bentuk
yang sederhana, terpampang di tepi jalan. Tentunya menjadi daya tarik bagi
pembeli. Apalagi anak-anak. Bentuk yang bemacam-macam, dengan warna-warna yang
ramai, membuat anak-anak ingin memilikinya. Pedagang musiman, mengakui apabila
ada event Baratan, pendapatan
bertambah. (Nila)